“Hidup Sehat, Bahagia dan tetap Survival di saat Pandemic Maupun Pasca Pandemic Covid-19”
Soliditas dan solidaritas antara P2TEL dengan Dapen Telkom senatiasa dijalin, meski wabah pandemi Covid 19 ini masih belum berakhir, bahkan di Indonesia belum ada tanda-tanda penurunan, baik yang terpapar maupun yang meninggal dunia.
Sebagai upaya menjalin silaturahmi, dilaksanakan acara bertajuk ‘Silaturahmi Virtual, Menjalin Persaudaraan Anggota P2TEL Malang di Masa Pandemi’ dengan menampilkan pembicara utama yaitu Djaka Sundan selaku Ketua Umum P2TEL, Ari Sudrajat selaku Kabid Manajemen Program & Pelayanan Dapen Telkom dan Riswandy selaku Ketua P2TELl Malang.
Acara berlangsung melalui Video Conference pada hari Senin, 10 Agustus 2020 pukul 10.00-12.00 yang juga dihadiri oleh peserta dari PC P2TEL Malang, Pengurus dari Ikatan Alumni Micro Malang dan menampilkan Host Murtadji, ST Konsultan & Assesor Sistem Manajemen ISO MBCFPE & KPKU dan moderator Azis Abdullah (Pengurus Ika-MM).
Tetap Bersilaturahmi, sambil Mengupayakan Peningkatan Kesejahteraan Anggota
Sebagai Keynote Speaker, Djaka Sundan selaku Ketua Umum P2TEL memaparkan materi yang berjudul ‘Pensiunan Telkom harus Tetap Sehat dan Bahagia di Masa Pandemi maupun Pasca Pandemi Covid 19’. Dalam pemaparannya Djaka Sundan menyoroti suatu fakta bahwa usia harapan hidup seseorang itu makin panjang. Data menunjukkan bahwa di dunia, posisi pertama adalah Jepang (84,2 tahun); Switzerland (83,3 tahun); Spanyol (83,1 tahun), sementara Indonesia di posisi 124 yaitu 69,3 tahun di bawah Singapura dan Malaysia, sedangkan rata-rata pensiunan Telkom usia harapan hidupnya adalah 73 tahun, dimana Perempuan lebih panjang usianya daripada laki-laki.
Dari data ini, Djaka Sundan menjelaskan bahwa jika seseorang pensiun pada usia 56 tahun hingga usia 73 tahun, maka rata-rata masa pensiunnya adalah 17 tahun. Yang menjadi pertanyaan, apa yang akan dilakukan selama 17 tahun itu? “bayangkan 17 tahun itu hampir sama dengan seseorang masuk SD hingga lulus Perguruan Tinggi, sesuatu waktu yang bukan pendek lagi”, kata Djaka.
Oleh karena itu, banyak hal yang dilakukan oleh Pensiunan untuk mengisi hari-harinya demi kebahagiaan. Yang menjadi catatan bahwa pensiunan di Indonesia disarankan untuk banyak mengisi waktunya antara lain dengan kegiatan ibadah, silaturahmi, menekuni hobi, memulai pekerjaan baru, jalan-jalan, dan lain-lain.
Kegiatan para pensiunan di Indonesia ini pun seiring dengan nafas dan peran awal didirikan P2TEL pada tahun 1985 yakni menjalin silaturahmi dan terciptanya harmonisasi di antara anggota P2TEL. Namun ironisnya, mengingat adanya besaran MP yang sudah belasan tahun tidak mengikuti laju ekonomi atau inflasi yang ada, maka banyak PMP yang mengalami kesulitan ekonomi, bahkan tak sedikit dengan standar yang kurang layak.
“Bayangkan pada tahun 1980 harga beras seharga Rp200 per kg, tahun 2020 sudah naik menjadi Rp12.000 per kg. Berarti sudah naik beberapa kali, sementara MP nya relatif tetap”. Ungkap Djaka. Sementara bagi yang pensiunnya relatif baru, tentu masalah ini tak begitu menjadi masalah. Namun Djaka Sundan juga berharap agar tidak ada yang perlu disalahkan dan disesali karena kebijakan pendiri ini.
Melihat kondisi ini, Djaka Sundan tidak tinggal diam. Bersama jajaran pengurusnya melakukan upaya usulan-usulan kepada Pendiri, agar adanya kenaikan MP atau Manfaat Tambahan sehingga dapat membantu peningkatan kesejahteraan para anggotanya.
Di samping itu Djaka Sundan melakukan reorientasi dengan melakukan penggeseran prioritas program P2TEL dengan melakukan berbagai upaya lain antara lain yaitu mendukung dan mewadahi para pensiunan untuk bekerja kembali atau berbisnis, membina pensiunan yang memiliki bisnis kecil atau menengah, membantu pensiunan yang yang ekonominya relatif rendah dan lain-lain. Beberapa kegiatan yang sedang dan sudah dilakukan adalah membantu proyek di Telkom dengan melibatkan beberapa pensiunan sesuai dengan kapasitasnya serta penjualan Indihome. Bagi yang akan membuka usaha direkomendasikan bekerjasama dengan Zakatel atau CDC untuk permodalan, juga bersama Dapen Telkom melalui Program Pensiun Berdaya dan lain-lain. Di samping itu dipersiapkan berbagai program pelatihan seperti barista, penjualan voucher, service hape, dan lain-lain. Beberapa pensiunan dari PC Malang seperti Muntardji meski sudah pensiun tetapi masih bisa menjadi konsultan. Konten kalender P2TEL pun foto-fotonya diambil dari pensiunan yang hobinya fotografi.
Menutup pemaparannya, Djaka Sundan berkata bahwa kunci kebahagiaan itu ada pada sikap ‘qanaah’ merasa cukup dan ikhlas. Mengapa? Karena jika berbicara materi dan harta itu tak akan habis-habis dan tidak ada puasnya. Jika tidak ‘qanaah’ maka akan sulit bahagia. Meski demikian Djaka pun berharap agar kita selalu berikhtiar, tetap menjalin silaturahmi, mengikuti protokol kesehatan dan berdoa, terutama agar kita tetap sehat dan bahagia di tengah wabah pandemi ini.
Pada pemaparan materi ke dua disampaikan oleh Ari Sudrajat yang mengambil tema “Tips Tetap Survive di era Pandemi Covid 19”. Sebelum ke topik utama, Ari Sudrajat memaparkan sekilas peran Dapen Telkom terhadap upaya peningkatan pelayanan para pensiunan. Beliau berkata bahwa aset Dapen Telkom sekitar 18,1 triliun yang jumlahnya sangat besar ini harus mampu menjamin kesinambungan pembayaran MP, THT dan lain-lain hingga tahun 2086 kepada kurang lebih 33.696 peserta tidak aktif (pensiunan/janda duda/anak) dan kurang lebih 6469 peserta aktif.
“Bayangkan Dapen Telkom harus mampu dan menjamin untuk pembayaran kepada para pensiunan, hingga ahli warisnya seperti kepada janda, duda atau anak-anaknya dimana pada tahun 2020 ini saja Dapen Telkom harus menyiapkan kurang lebih 1,6 triliun. Bagaimana jika investasinya tak mencapai nilai tersebut?”, demikian ungkap Ari Sudrajat.
Di samping itu upaya terus dilakukan Dapen Telkom demi peningkatakan kesejahteraan para pesertanya, seperti yang sudah mulai dilakukan oleh Djaka Sundan ketika memimpin Dapen Telkom pada tahun 2016 dengan adanya Manfaat Tambahan, dan kemudian dilanjutkan oleh Pengurus Dapen Telkom lain hingga saat ini.
Kiat Menghadapi Pandemi Covid-19
Menyikapi pandemi Covid 19 ini yang sudah berlangsung sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini, Ari Sudrajat mengajak untuk tetap mampu mengendalikan tiga aspek penting agar kita siap menghadapi pandemi ini, yakni aspek fisik, emosi dan spiritual. Bahkan Ari lebih menganggap pandemi ini bukan sebuah musibah tetapi sebagai ujian atau pelatihan.
“Saya lebih suka ini adalah sebuah pelatihan dari Tuhan. Mengapa? yaitu untuk meningkatkan kualitas diri kita, tinggal bagaimana kita meresponnya. Tentu saja kita merespon bukan untuk sebagai pecundang, tetapi sebagai pemenang”, tegas Ari Sudrajat.
Lebih lanjut, Ari menguraikan bahwa kunci agar kita mampu hidup bahagia di tengah pandemi ini, adalah bagaimana kita meresponnya dengan positif. Sebagai contoh kita tak perlu kecewa atau tertekan, tetapi berpikirlah positif dan fokus, karena di balik ujian ini banyak hal positif yang bisa kita raih seperti banyak waktu bersama keluarga, lebih mendekatkan diri pada Allah atau memacu kita untuk kreatif, inovatif untuk mendapatkan solusi-solusi terbaik, dan lain-lain.
“Ketika kita menghadapi suatu permasalahan, ibarat sebuah gelombang lautan yang datang silih berganti, yang bagi kebanyakan orang itu sesuatu yang menakutkan dan berusaha menghindari, tetapi ketika kita bisa mengendalikan diri, bukan mengendalikan gelombangnya, akhirnya kita bisa merespon dan bertindak dengan tepat, layaknya seorang surfer”, begitu kata Ari Sudrajat sambil mengilustrasikan dalam slide/gambar bahwa pandemi ini ibarat sebuah gelombang besar yang tiada henti datang. Dengan kata lain menurut Ari Sudrajat kuncinya bukan menguasai lautan, bukan menguasai gelombang, tetapi pikiran kita sendiri.
Mengelola Uang di Masa Pandemi
Ketika kita dihadapkan pada ujian pandemi ini tentu tak lepas dari ekonomi yang semakin sulit. Di samping itu banyaknya pensiunan kita yang ekonominya relatif kurang beruntung. Agar kita terhindari dari masalah keuangan demi kebahagiaan kita di masa pandemi ini, Ari Sudrajat membuka rahasia, agar kita mampu menguasai 3 ilmu tentang uang yaitu Getting Money, Keeping money dan Growing Money.
Diuraikan satu persatu bahwa Getting Money, berkaitan banyaknya orang yang merasa tidak kaya atau tidak puas hidupnya, hal ini karena keyakinan terhadap uang/materi sudah salah kaprah. Di samping itu banyak yang tidak sadar akan tujuan hidup dan untuk apa harta itu didapat atau orang mudah frustasi dan lain-lain. Akibatnya tak jarang orang dengan pengeluaran lebih besar dari pemasukannya atau berimbas untuk berhutang dan lain-lain. Sehingga memunculkan masalah keuangan yang tak mudah. Dalam Al Qur’an juga tidak ada kalimat atau ayat yang menyebutkan miskin, tetapi “..dan Dia-lah yang memberikan Kekayaan dan Kecukupan”. (QS.53;48).
Oleh karena itu formula dasar akutansi yang tepat adalah gunakan modal dan aset (bukan hutang) sebagai passiva, untuk mendapatkan harta atau aktiva (pemasukan).
Dijelaskan Ari Sudrajat bahwa Keeping Money itu mencakup 6 tips, yaitu :
- Ingat tujuan hidup manusia (bukan untuk berhutang).
- Ingat hakikat harta (“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (Q.S. Ali Imran: 14).
- Bedakan mana kebutuhan (needs) dan mana keinginan(wants).
- Tracking pengeluaran bulanan (mampu memilah/memetakan prioritas pengeluaran) agar lebih efisien (tidak boros).
- Make it simple (sederhanakan pengeluaran di pos-pos yang bersifat fleksibel, contoh untuk makanan bisa mulai masak di rumah).
- Replanning (rencanakan kembali program pengeluaran uang kita dengan lebih ketat, jangan sampai orang lain yang mengendalikan uang kita).
Di akhir presentasinya, Ari menjelaskan tentang Growth Money, dimana kita harus menguasai fundanental bisnis, mindset bisnis, bahasa bisnis, dengan pengelolaan dan laporan keuangan (cashflow) yang baik.
Di akhir acara dilakukan penjabaran mengenai berbagai tugas, program dan kegiatan yang sudah dan akan dilakukan PC Malang oleh Riswandy selaku Ketua PC Malang. Riswandy menegaskan terus mengupayakan pelayanan terbaik kepada para anggota sebagai kepanjangan tangan dari Dapen Telkom. Di tengah perjalanannya banyak suka duka dan berbagai kendala yang tentunya harus di support oleh P2TEl Pusat maupun Dapen Telkom.
Sebagai penutup acara dilakukan doa bersama oleh HR. Turut Suhardi diteruskan dengan foto bersama. Semoga acara yang penuh makna ini dapat bermanfaat dan lebih berkah untuk silaturahmi P2TEL di seluruh Indonesia.