Sharing: Asal Usul Nabi Ibrahim Disebut dalam Tahiyat
ESQNews.id - Pernahkah terpikir mengapa dalam tahiyat akhir kita menyebut nabi ibrahim setelah nabi muhammad dilafadzkan? Berikut inilah penjelasan asal usul mengapa kita menyebut nabi Ibrahim dalam tahiyat akhir di setiap shalat kita sehari-hari. Semoga menjadi ilmu bagi kita semua.
Setelah Allah menciptakan manusia pertama yaitu Adam AS, kalimat pertama yang dilihat oleh Nabi Adam adalah kalimat syahadat yang berbunyi,
لا إله إلا الله محمد رسول الله
(Laa illaha illallah, muhammad-ar-rasulullah)
Lalu, Nabi Adam bertanya kepada Allah tentang siapakah sosok Muhammad itu? lalu Allah menjawab pertanyaan Nabi Adam. Allah menjawab bahwa dia (Muhammad) adalah rasul terakhir atau penutup para rasul dan nabi, dan dia (Muhammad) adalah yang paling mulia diantara semua rasul. Umat Rasulullaj juga diberi kemuliaan atas umat-umat yang lain.
Kemudian Nabi Adam memohon kepada Allah supaya ia diberi anugerah oleh Allah, yaitu ia cukup ingin menjadi umat Muhammad SAW. Namun, Allah menolak permintaan Adam.
Begitu juga dengan nabi-nabi yang lainnya seperti Nabi Musa. Sehingga Allah sendiri menegur Nabi Musa agar ia ridha dengan segala sesuatu yang Allah telah karuniakan kepadanya. Banyak nabi yang memohon kepada Allah agar bisa menjadi umat Muhammad, namun tidak ada satupun yang Allah kabulkan.
Begitu pula Nabi Ibrahim, saat beliau memohon agar dapat menjadi umat Muhammad, Allah menolak permintaannya.
Namun, Allah menjanjikan kepada Ibrahim bahwa Nabi Muhammad akan lahir dari garis keturunannya.
Selain itu, nama Ibrahim juga akan selalu disebut-sebut oleh Rasulullah dan umatnya setiap saat.
Oleh karena itu, dalam setiap shalat kita selalu menyebutkan nama Ibrahim dalam setiap tahiyat. Seperti yang telah Allah janjikan kepada Ibrahim bahwa namanya akan selalu disebut-sebut oleh umat Rasulullah SAW.
Bacaan tasyahud akhir lebih panjang dibanding bacaan tasyahud awal. Hal ini karena tasyahud akhir terdiri dari tiga unsur bacaan, yaitu bacaan tasyahud atau lebih dikenal dengan tahiyat sebagaimana bacaan dalam tasyahud awal, bacaan shalawat kepada Nabi Saw. dan keluarganya dan dianjurkan membaca shalawat kamilah, dan bacaan doa untuk kebaikan dunia dan akhirat setelah membaca tahiyat dan shalawat kamilah.
Dalam tasyahud akhir, dianjurkan membaca tahiyat yang bersumber dari riwayat Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Mas’ud. Bacaan tahiyat dari gabungan kedua riwayat tersebut adalah sebagai berikut;
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Dalam tasyahud akhir, dianjurkan membaca shalawat kamilah. Menurut Imam Nawawi dalam kitab Almaqashid, shalawat kamilah merupakan bentuk shalawat paling utama yang perlu dibaca dalam tasyahud akhir. Yang dimaksud shalawat kamilah adalah sebagai berikut;
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Ensiklopedia Shalat | Bincang Syariah